Pengajaran anugerah Nobel Peace Prize: Jangan kacau, hukum wartawan jalankan tugas

Oleh BORHAN AHMAD

Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakub dicadangkan agar mengambil pengajaran dari anugerah Nobel Peace Prize yang diterima oleh wartawan veteran Filipina, Maria Ressa dengan berjanji tidak akan ada wartawan Malaysia diganggu dan dihukum dalam menjalankan tugas mereka.

“Saya meminta Perdana Menteri, Ismail Sabri, untuk menghormati wartawan ASEAN selepas yang menerima penghargaan Nobel Peace Prize dengan berjanji bahawa tidak akan ada wartawan Malaysia yang akan diganggu, dikacau atau dihukum kerana menjalankan tugas kewartawanan mereka untuk menjaga kebebasan berekspresi di Malaysia, terutama kerana ini adalah salah satu kebebasan asas yang termaktub dalam Perlembagaan Malaysia,” kata Kit Siang dalam satu kenyataannya pagi ini.

CEO sekaligus pemimpin redaksi Rappler, Filipina, Maria Ressa menerima anugerah Nobel Perdamaian atas usahanya memperjuangkan kebebasan berekspresi di Filipina.

Maria Ressa menjadi perempuan pertama yang mendapat anugerah Nobel Peace Prize ini.

Selain Maria Ressa, jurnalis dari Rusia Dmitry Muratov juga mendapat penghargaan atas pencapaian yang sama.

“Ya Tuhan, saya terkejut,” ujar Ressa ketika diberi ucapan selamat atas pencapaiannya dalam Zoom Meeting “Press in Distress: Will Independent Journalism Survive in Southeast Asia”, Jumaat 8 Oktober lalu.

Dalam pertemuan virtual bersama jurnalis Asia itu, Ressa mengatakan penghargaan ini ia dedikasikan untuk kebenaran dan kebebasan media yang selalu beliau perjuangkan.